Kamis, 31 Januari 2013

GARA-GARA FACEBOOK

Sekarang lagi ngetren kali yaaa... Reonian!!!. sering banget Alumni dari mulai dari SD, SMP, sampai SMA membuat acara Reonian. Biasanya kalau gak lewat hanphone pemberitahuannya, bisa juga lewat facebook. Maklum ajah, facebook sekarang lagi ngetren dikalangan remaja. Bukan cuma buat Reonian, facebook juga bisa buat ajang Curhat alias Curahan Hati. Kebanyakan dari mereka juga banyak cerita tentang kehidupannya melalui facebook.

“Buka FB (facebook) dulu ahh...” Vanesa membuka situs facebook. Vanesa ini adalah cewek yang doyan banget buka facebook. Bagi Vanesa, sehari tanpa membuka situs facebook menurutnya seperti ada yang kurang dalam hidupnya. Begini nihhh... Kalau sudah kecanduan facebook.
Vanesa seneng banget melihat cerita teman-temannya yang bertengger di facebook. Biasanya status          facebook teman-temannya bisa menjadi bahan ledekan oleh Vanesa.

“Widihhh banyak banget yang abdet status. Gue kalah nih!.” Dibaca oleh Vanesa Status temannya yang bernama Randi.
Status Randi, “Pagi-pagi udah berantem sama nyokap, gara-gara Gue nyetel lagu changchuters keras-keras. Ehhh, nyokap Gue malah pengen denger lagu dangdut. Huft...”
Vanesa tertawa terbahak dan memberi komentar status Randi, “Ahahaha... Kalau Gue jadi nyokap loe, Gue mau denger lagunya Keong Racun... Biar digoyang sekalian.. Wkwkwkw....”
Biasanya sambil menunggu balasan komentarnya, Vanesa mengambil makanan kecil dikulkasnya.
Tak berapa lama, Randi membalas komentar Vanesa, “Keong Racun??? mentang-mentang lagi ngetren lagunya Keong Racun... Tapi nasib Gue gak jelek kok... hehe”
Melihat komentar Randi, Vanesa langsung membalas, “Tenang ajah kok Randi, nasib loe gak sejelek wajah loe kok. Wkwkwkw...” Vanesa tertawa terbahak.

Melihat jam di dinding, Vanesa teringat ia mempunyai janji dengan Iras. Iras adalah pacar baru Vanesa. Vanesa sudah beberapa kali berganti pacar, biasanya alasan para cowok mutusin vanesa sih gara-gara dia lebih perhatian sama facebooknya dari pada sama pacarnya sendiri. Padahal Vanesa tuh cantik, dan bohong banget kalau para cowok gak kepincut sama dia.

“Oh my god, Gue lupa punya janji sama Iras.” Jam di dinding menunjukkan pukul 5 sore. Padahal janjinya jam setengah 4. Vanesa berlari menuju kamar mandi dan bersiap diri pergi.
Selesai bersiap, Vanesa langsung mencari taksi menuju cafe tempat mereka bertemu.
“Aduuuhhh... Iras marah apa gak yaa...?”  Sambil menenti sampainya dia di Cafe. Wajah Vanesa sudah was-was.

Mata Vanesa sudah tertuju pada sebuah Cafe, “Stop, stop, Pak. Seraya memberhentikan laju taksi yang ia naiki. Seketika itu juga taksinya berhenti tepat di depan Cafe.
Vanesa langsung masuk kedalam Cafe tersebut, dan mencari Iras. Di lihat olehnya Iras yang sedang duduk menunggunya.

Vanesa menghampiri, ”Maaf ya, Gue telat!”
Iras hanya tersenyum mendengar alasan ceweknya itu. Iras tipe orang yang pendiam dan tidak suka mencari masalah. Padahal Iras sudah tahu, Vanesa telat pasti gara-gara keasyikan melihat cerita  teman-temannya di Facebook.
Mereka menghabiskan waktu berdua hingga malam hari. Dengan cara ini Vanesa bisa melupakan facebooknya.

Sampai pada pukul 9 malam, Iras mengantarkan Vanesa pulang. Iras takut Vanesa kesiangan berangkat sekolah besok.
“Aku masuk ya Iras?” Pamit Vanesa masuk kedalam rumahnya sambil melambaikan tangannya.
“Iya, good night princest...”Iras sambil tersenyum.
“Good nigt...” Ucapan Vanesa mengakhiri kencannya.

Malam berganti Pagi. Pagi ini Iras menjemput lebih awal Vanesa. Klakson mobil Iras terdengar,”Tiiiinnn, tiiiinnn...”
dari jendela kamar Vanesa muncul dan berkata, “Sebentar Iras, tunggu...” Vanesa berlari menuju Iras.
Jalanan Ibu Kota pagi ini tidak terlalu macet. Jadi mereka bisa sampai tepat waktu ke Sekolah. Teman-teman Vanesa selalu iri melihat hubungan Iras dan Vanesa. Iras dan Vanesa seperti putri dan raja dalam cerita dongeng. Sampai di kelas,” Wooyyy! Masih pagi nih.. Udah pacaran ajah loe.” Ledek temannya.

“Apaan sih loe? Siapa yang pacaran pagi-pagi... Enak ajah” wajah Vanesa memerah.
“Hohoho... Ada yang marah nihhh...”

Tanpa menghiraukan ledekan teman-temannya Vanesa pergi ke taman Sekolah. Biasa... Aktifitas rutin membuka facebook. Vanesa membuka situs Facebooknya. Dilihat olehnya status teman sekolahnya yaitu Rianti. Tidak hanya status Rianti yang ia lihat, tetapi juga status dari Siska, Kiki, dan Marta. Kebanyakan dari mereka menulis status patah hati.

“Kenapa sih hari ini banyak banget yang patah hati? Bosen liatnya nihh.” Ujarnya kesal.
Dilihat lagi oleh Vanesa status dari Iras,” Gue sayang banget sama dia.” Melihat status dari pacarnya sendiri wajahnya langsung sumringah senang. Vanesa mengomentari status Iras, ”Gue juga sayang.”

Dari belakang, Iras muncul dan menutup mata Vanesa.
 “Coba hayo tebak, siapa?” Iras membedakan suaranya supaya Vanesa tidak mengenali suara itu.
“Siapa yaaa... Kayanya Gue kenal nihh. “ Keluar dari bibirnya sebuah nama, “IRAS!”
keberadaanya sudah diketahui, Iraspun melepaskan tangannya dari mata Vanesa.
“Yahhh... ketahuan deh!” Iras duduk disebelah Vanesa.

Vanesa hanya tersenyum melihat tingkah pacarnya itu.
Iras melihat Vanesa memegang hanphone, “pasti dia sedang membuka facebook”. Ujarnya.
“Nes, udah ngerjain tugas IPA?” Iras mengingatkan Vanesa.

Dilihatnya Vanesa menggelengkan kepalanya, tanda ia belum mengerjakan. Iras tersenyum.Betapa sabarnya Iras dengan kelakuan Vanesa. Hanya iras yang tahan akan sifat Vanesa yang selalu mengabaikan pekerjaan sekolah. Vanesa memang masih perlu bimbingan, karena sifatnya yang masih kekanak-kanakan.

“Ayo kita kerjakan tugasnya.” ajak Iras.
“Tapi Gue gak ngerti, Ras.” Vanesa memanja.
Tanpa pikir panjang lagi Iras langsung menarik tangan Vanesa dan menuju kelasnya. Vanesa langsung mengambil buku dari tasnya. Dengan sabar Iras membantu mengerjakan tugas itu. Vanesa mengambil handphone dari saku bajunya.

Betapa seriusnya Iras mengajarkan Vanesa tugasnya, tetapi Vanesa sibuk dengan status facebooknya.
Keluar dari mulutnya, “Widihhh.. dasar Randi! Status dah kaya orang mau meninggal ajah.. ahaha..”
Melihat hal itu, Iras langsung naik darah, alias marah. Tanpa berkata , Iras langsung pergi meninggalkan Vanesa sendiri.

Vanesa mencoba mengejar Iras, “Iras! Loe mau kemana?”
“Terserah Gue, udah capek Gue kaya gini.” ucapan Iras membuat hati Vanesa sedih. Karena baru kali ini Iras bicara kasar seperti itu kepadanya.

Pulang sekolah, Vanesa menuju kelas Iras, berharap Iras belum pulang. Ia ingin tahu mengapa tiba-tiba Iras marah padanya. Sampai dikelas Iras, ia tidak menjumpai satu pun orang disana. Lalu ia menuju tempat parkir mobil, disana juga tidak terlihat mobil Iras. Sepertinya Iras sudah pulang lebih dahulu.
Vanesa pulang menunggu jemputan mobil  Adam, kakaknya. Ia menunggu sendiri di depan gerbang sekolah.

Disisi lain, ternyata Iras belum pulang. Ia mengamati Vanesa dari jauh, takut terjadi sesuatu pada Vanesa. Iras juga melihat Vanesa yang berwajah bingung, mungkin ia bertanya-tanya mengapa Iras marah padanya. “Maafin Gue ya, Nes!”
dari kejauhan terlihat mobil Inova silver berhenti tepat didepan Vanesa. Mobil Adam sudah datang menjemput Vanesa.

Melihat hal itu, perasaan Iras tenang karena Vanesa sudah pulang.
Malamnya, Vanesa berdiri didepan jendela memandangi bintang-bintang di langit sana. Sambil berbicara dalam hati, “Kenapa dia marah sama Gue ya?”
Vanesa berjalan menuju meja riasnya untuk mengambil handphone. Ditelponnya Iras hingga beberapa kali, tetapi tetap saja tidak ada jawaban. Mungkin Iras masih marah padanya. Akhirnya Ia membuka facebooknya.

Dengan keadaan apapun, Vanesa masih bisa melihat status dan cerita teman-temannya dari facebook.
Ia terperangah melihat lima menit yang lalu Iras baru saja menulis statusnya, “Lebih penting mana sih pacar kita atau facebook yang notabene hanya dunia maya?”

Walaupun hanya lima menit, tetapi komentar temen-temannya sudah membanjiri status Iras. Kebanyakan dari mereka lebih memilih pacar dari pada facebook. Alasannya berbeda-beda, mulai dari facebook itu gak bisa dijadiin teman kencan, facebook itu cuma dunia maya, facebook itu hanya teman sesaat, pokoknya bermacam-macam komentar mereka. Tidak ada satupun komentar balasan dari Iras.

Kini Vanesa sadar kenapa Iras marah padanya. Gara- gara facebook ternyata.
Keesokan harinya, teman-teman Vanesa terkejut melihat beberapa hari ini mereka tidak melihat Iras datang dan pulang Sekolah bersama Vanesa. Sudah beberapa hari ini Vanesa berwajah muram, begitu pula sebaliknya dengan Iras.

Teman-temannya tak tahu masalah apa yang sedang mereka berdua hadapi. Kecuali mereka berdua (Vanesa dan Iras) yang tahu. cerita   dongeng putri dan raja yang bahagia seperti hilang begitu saja. Melihat hal ini, teman Iras berkata, “loe kenapa sih, Ras? Kaya orang lagi musuhan sama pacar sendiri!”
Iras hanya diam mendengar perkataan temannya itu. Iras hanya pergi menuju taman Sekolah. Disana Iras duduk dibawah pohon yang rindang, sambil menjernihkan pikiran.

“Kaya'nya udah cukup deh Gue nyuekin Vanesa beberapa hari ini!” Ujarnya.
Tak disangka, Iras melihat Vanesa yang sedang melamun disamping jendela kelasnya, tepatnya disamping tempat duduk kelas Vanesa. Sebenarnya mereka berdua sama-sama seperti kehilangan arah. Vanesa seperti kehilangan sosok yang membimbingnya dan menemaninya susah maupun senang.
Teman-teman mereka hanya bisa melihat kejadian itu.

Tanpa disadari oleh mereka, sudah satu minggu mereka seperti ini. Tidak ada kepastian kapan mereka akan seperti dulu atau bahkan hubungan mereka bisa berakhir begitu saja.
“Gue kangen sama loe Iras. Gue kangen sama suara loe, sama tingkah loe yang selalu sabar sama Gue. Gue tahu Gue salah, Gue gak mikirin perasaan loe. Malah Gue lebih milih facebook Gue dari pada loe.”

Biasanya, orang akan terasa sangat kehilangan apabila pada saat seseorang yang dia sayang pergi menjauh darinya. Sebelum orang yang disayang pergi, sebaiknya jangan sia-siakan kesempatan sewaktu orang tersebut ada disamping kita. Pasti! Akhirnya menyesal.

Pagi ini sepertinya akan turun hujan. Untung saja Vanesa sudah sampai di Sekolah. Awan pagi yang biasanya cerah dengan matahari kini tertutup awan hitam.
Tampak dari kejauhan Iras yang sedang berjalan menuju kelasnya. Tiba-tiba saja Iras menghentikan langkahnya tepat di depan pintu. Matanya tertuju pada seseorang yang sedang membawa buku bertumpuk ditangannya.

Seseorang itu ialah Vanesa. Mungkin ia akan mengembalikan semua buku yang dibawanya itu ke perpustakaan.  Iras menyesalkan apa yang dilihatnya itu, “Aduh... musti gimana nih Gue? Bantuin cewek Gue atau gak ya?”.
Sambil berjalan Iras menghampiri, tetapi terhenti, “Akhhh... kayanya gak usah deh!”. Iras melangkahkan kakinya masuk ke dalam kelas.

Vanesa sedang berjuang membawa buku yang ia bawa. Di samping kelas terlihat teman Iras menawarkan bantuan kepada Vanesa, karena melihat sepertinya Vanesa perlu bantuan.
“Nes!!! Gue bantuin ya?” Ujar Koko si cowok keturunan Cina.
“Oh.. gak usah. Terima kasih.” Vanesa tersenyum ramah.
Koko tetap memaksa. Akhirnya, Vanesa mengalah dan mau menerima bantuan Koko. Sambil berjalan menuju Perpustakaan, Koko bertanya tentang Iras dan Vanesa.
“Nes! Loe ada masalah ya sama Iras?”
Vanesa menganggukkan kepala.
“Apa masalahnya? Jangan hanya gara-gara masalah yang kecil kalian berdua jadi putus ya... Gue gak mau ajah hubungan loe sama Iras gak kaya dulu lagi.” Koko menasehati hubungan Vanesa, maklum saja Koko adalah salah satu sahabat dari Iras.
“Gue yang salah Ko... Gue lebih mendahulukan facebook ga dari pada Iras. Gue nyesel.” Mata Vanesa terlihat berkaca-kaca.

Mendengar cerita  Vanesa, hati Koko semakin tidak tega padanya. Setelah Koko membantu Vanesa, Koko langsung menemui Iras dan menceritakan kembali apa yang dia tahu tadi.
Iras langsung terperanjat bangun dari duduknya, dan pergi menghampiri Vanesa. Sepertinya Vanesa sudah terlihat menyesal.

Iras berjalan menuju kelas Vanesa, tetapi Vanesa tidak ada disana. Satu-satunya tempat yang sering didatangi oleh Vanesa ialah taman sekolah. Ia pun menuju taman sekolah.
Sampai disana, matanya mencari-cari Vanesa. Tak sia-sia ternyata Vanesa sedang duduk ditaman sekolah.
Nafas Iras tersngal-sengal begitu tiba dihadapan Vanesa.
“Iras!” Vanesa terlihat kaget.
“Nes... Maafin Gue ya? Gue juga salah sama loe.”
Vanesa berdiri dari duduknya.
“Nes... Loe maukan maafin Gue? Apa pun Gue lakuin buat loe Nes...” Iras memohon. Biasa cowok mulai gombal.

Angin bertiup membuat dingin udara. Dedaunan berguguran ditiup angin. Hujan rintik-rintik turun membasahi bumi. Para siswa dan sisiwi yang lain berlarian mencari tempat berteduh. Tidak demikian dengan Iras dan Vanesa yang masih berdiri dengan rambut dan pakaian basah.

Ditengah guyuran hujan, Iras memeluk Vanesa.
“Maafin Gue Nes! Gue juga salah sama loe. Gue mau nerima loe meskipun loe lebih mentingin facebook dari pada Gue. “ .
“Gue juga salah kok. Gue janji gak akan terlalu mementingkan facebook mulai sekarang.”

Semenjak kejadian itu, hubungan mereka kembali seperti semula. Kebiasaan Iras menjemput Vanesa pagi-pagi, kini sudah seperti biasa lagi. Berangkat dan pulang Sekolah mereka selalu bersama.
Begini nih... cuma gara-gara masalah sepele.
Facebook juga bisa jadi ajang cerita  pengalaman, tetapi juga bisa  membuat yang tidak mungkin menjadi mungkin seperti ini.

  

1 komentar: